Tugas Besar Menejemen Proyek
Proyek
Migrasi Jaringan Telekomunikasi dari Material Kabel Tembaga ke Fiber Optik di PT. Y
Disusun
Oleh :
Ermantonius simanjorang (10312031)
Ermantonius simanjorang (10312031)
Taufik Nugraha (10312033)
Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer
Jurusan
Teknik Industri
Universitas
Komputer Indonesia Bandung
2014
Bab
1
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang Masalah
a.
Tentang
perusahaan
PT. Y adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa
telekomunikasi di Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT. K. Kegiatan kerja dari PT. Y adalah menciptakan dan
merawat perangkat jaringan telekomunikasi serta melayani konsumen.
b.
Identitas
Proyek
Nama Proyek : Proyek
Migrasi Jaringan Telekomunikasi dari
Material Kabel Tembaga ke Fiber Optik.
Ruang Lingkup :
Perumahan Batu Nunggal, Bandung.
Klasifikasi
Jenis Proyek : Penciptaan
Perangkat Jaringan Telekomunikasi
Baru yang Berintegrasi dengan Jaringan Lama.
Proyek ini merupakan proyek yang
bertujuan untuk melakukan migrasi jaringan telekomunikasi dari material kabel tembaga
ke fiber optik. Langkah-langkah dalam melakukan migrasi jaringan tersebut
semuanya dilakukan dalam proyek ini mulai dari pemetaan jalur kabel, penanaman
kabel induk, pemasangan tiang untuk kabel udara hingga melakukan perawatan
terhadapgangguan jaringan yang akan dibuat tersebut.proyek ini memiliki
struktur organisasi sebagai berikut:
Tabel
kegiatan
Kode
|
Activity
|
Aktivitas Pendahulu
|
Waktu
|
SDM
|
A
|
Pemetaan jalur jaringan
|
-
|
1
|
2
|
B
|
Penanaman kabel induk
|
A
|
3
|
9
|
C
|
Pemasangan tiang jaringan
telepon
|
A
|
1
|
7
|
D
|
Instalasi perangkat aktif
|
B
|
2
|
6
|
E
|
Instalasi perangkat pasif
|
C
|
2
|
14
|
F
|
Migrasi jaringan kabel
|
D,E
|
8
|
15
|
G
|
Perawatan jaringan
|
F
|
6
|
5
|
c.
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup proyek ini adalah
proyek ini berskala regional yaitu hanya terbatas pada suatu daerah, yaitu di
daerah Perumahan Batu Nunggal, Bandung. Daerah ini sebelumnya telah memiliki perangkat jaringan
telekomunikasi. Namun PT. Y ingin melakukan pembaruan jaringan
dengan membangun jaringan baru yang ter integrasi dengan jaringan lama.
Bab
2
Konseptual proyek
2.1. Metode yang
Digunakan
Proyek
ini menggunakan metode CPM (Critical
Path Method), Pada
metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan
yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu
penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal (normal
estomate) dan perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya
dipercepat (crash estimate). Dalam
menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang memiliki
rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga dapat
dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-kegiatan kritis dari awal
sampai akhir jalur. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur
kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika
pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek.
Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis.
2.2. WBS
(Work Breakdown Structur)
Work
Breakdown Structur dari proyek Proyek Migrasi
Jaringan Telekomunikasi dari Material Kabel Tembaga ke Fiber Optik ini adalah
sebagai berikut:
2.3.
Network
Tabel 2.1. Daftar aktivitas, waktu dan SDM dari
Proyek
Kode
|
Activity
|
Aktivitas Pendahulu
|
Waktu
|
SDM
|
A
|
Pemetaan jalur jaringan
|
-
|
1
|
2
|
B
|
Penanaman kabel induk
|
A
|
3
|
9
|
C
|
Pemasangan tiang jaringan
telepon
|
A
|
1
|
7
|
D
|
Instalasi perangkat aktif
|
B
|
2
|
6
|
E
|
Instalasi perangkat pasif
|
C
|
2
|
14
|
F
|
Migrasi jaringan kabel
|
D,E
|
8
|
15
|
G
|
Perawatan jaringan
|
F
|
6
|
5
|
Keterangan
:
1.
Satuan dari waktu adalah
Bulan.
2.
Satuan dari sumber daya
adalah orang.
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh
sebagasi berikut :
a.
Network
CPM
Network CPM (Critical Path Method) dari proyek ini adalah:
Keterangan
lt = kelonggaran total
lb
= kelonggaran Bebas
a.
Dari
network CPM diperoleh hasil sebagai berikut;
a. Aktivitas
kritis : A, B, D, F dan G
b. Lintasan
kritis yaitu : A – B – D – F – G ,
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini (lintasan kritis adalah garis
berwarna merah):
a. Waktu
penyelesaian proyek adalah selama 20 bulan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel2.2.
Perbandingan waktu cepat mulai-cepat selesai dengan lambat
mulai-lambat selesai
Kode
|
Kelonggaran
|
Cepat
|
Lambat
|
||||
lt
|
lb
|
CM
|
CS
|
LM
|
LS
|
||
A
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
|
B
|
0
|
0
|
1
|
4
|
1
|
4
|
|
C
|
10
|
0
|
1
|
2
|
1
|
12
|
|
D
|
0
|
0
|
4
|
6
|
4
|
6
|
|
E
|
10
|
0
|
2
|
4
|
12
|
14
|
|
F
|
0
|
0
|
6
|
14
|
6
|
14
|
|
G
|
0
|
0
|
14
|
20
|
14
|
20
|
|
Keterangan
:
lt
= kelonggaran total
lb
= kelonggaran Bebas
CM
= Cepat Mulai
CS
= Cepat Selesai
LM
= Lambat Mulai
LS
= Lambat Selesai
Bab
3
Peta
Jadwal
3.1. Peta Jadwal
(Gant Chart)
Kode
|
Kelonggaran
|
Cepat
|
Lambat
|
||||
lt
|
lb
|
CM
|
CS
|
LM
|
LS
|
||
A
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
|
B
|
0
|
0
|
1
|
4
|
1
|
4
|
|
C
|
10
|
0
|
1
|
2
|
1
|
12
|
|
D
|
0
|
0
|
4
|
6
|
4
|
6
|
|
E
|
10
|
0
|
2
|
4
|
12
|
14
|
|
F
|
0
|
0
|
6
|
14
|
6
|
14
|
|
G
|
0
|
0
|
14
|
20
|
14
|
20
|
|
Berdasarkan
tabel diatas maka diperoleh peta jadwal sebagai berikut:
Berikut ini
adalah gant chart yang berbasis pada optimalisasi sumber daya yang dipilih
(dalam hal ini adalah sumber daya manusia):
Dari
dua peta jadwal diatas kami mengusulkan agar pengawas proyek menggunakan jadwal
yang telah berbasis sumber daya karena peta jadwal ini lebih mengoptimalkan
pekerjaan proyek baik dari segi biaya, waktu maupun sumber daya.
Kesimpulan dan
Analisis
Proyek
ini menggunakan metode CPM karena metode ini berfokus untuk menghindari
penundaan pada lintasan kritisdari pada mencoba untuk memperpendek lintasan
kritis sehingga proyek dapat selesai dengan cepat. Namun pada saat
pengimplementasian proyek banyak kendala-kendala yang dihadapi sehingga
perkiraan waktu yang dasumsikan tidak sesuai dengan kejadian dilapangan.
Saran
yang diberikan adalah pengawas sebaiknya menggunakan peta jadwal yang berbasis
terhadap sumber daya baik itu SDM, biaya dan sebagainya, karena peta jadwal
yang telah berbasis sumber daya lebih optimal dibanding dengan yang belum
berbasis sumber daya baik dari segi biaya, tenaga kerja dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar