Menu

Rabu, 12 November 2014

Menejemen Proyek

kali ini saya akan memposting tugas besar yang kami kerjakan untuk memenuhi syarat tugas besar mata kuliah menejemen proyek.




Tugas Besar Menejemen Proyek
Proyek Migrasi Jaringan Telekomunikasi dari Material Kabel Tembaga ke Fiber Optik di PT. Y

Disusun Oleh :
Ermantonius simanjorang (10312031)
Taufik Nugraha (10312033)






Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Jurusan Teknik Industri
Universitas Komputer Indonesia Bandung
2014




Bab 1
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang Masalah
a.        Tentang perusahaan
PT. Y adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa telekomunikasi di Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT. K. Kegiatan kerja dari PT. Y adalah menciptakan dan merawat perangkat jaringan telekomunikasi serta melayani konsumen.
b.        Identitas Proyek
Nama Proyek                          : Proyek Migrasi Jaringan Telekomunikasi dari
                                                  Material Kabel Tembaga ke Fiber Optik.                 
Ruang Lingkup                        : Perumahan Batu Nunggal, Bandung.
Klasifikasi Jenis Proyek           : Penciptaan Perangkat Jaringan Telekomunikasi
                                                  Baru yang  Berintegrasi dengan Jaringan Lama.

Proyek ini merupakan proyek yang bertujuan untuk melakukan migrasi jaringan telekomunikasi dari material kabel tembaga ke fiber optik. Langkah-langkah dalam melakukan migrasi jaringan tersebut semuanya dilakukan dalam proyek ini mulai dari pemetaan jalur kabel, penanaman kabel induk, pemasangan tiang untuk kabel udara hingga melakukan perawatan terhadapgangguan jaringan yang akan dibuat tersebut.proyek ini memiliki struktur organisasi sebagai berikut:


Tabel kegiatan
Kode
Activity
Aktivitas  Pendahulu
Waktu
SDM
A
Pemetaan jalur jaringan
-
1
2
B
Penanaman kabel induk
A
3
9
C
Pemasangan tiang jaringan telepon
A
1
7
D
Instalasi perangkat aktif
B
2
6
E
Instalasi perangkat pasif
C
2
14
F
Migrasi jaringan kabel
D,E
8
15
G
Perawatan jaringan
F
6
5

c.    Ruang Lingkup
Ruang lingkup proyek ini adalah proyek ini berskala regional yaitu hanya terbatas pada suatu daerah, yaitu di daerah Perumahan Batu Nunggal, Bandung. Daerah ini  sebelumnya telah memiliki perangkat jaringan telekomunikasi. Namun PT. Y ingin melakukan pembaruan jaringan dengan membangun jaringan baru yang ter integrasi dengan jaringan lama.



Bab 2
Konseptual  proyek


2.1. Metode yang Digunakan
Proyek ini menggunakan metode CPM (Critical Path Method), Pada metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal (normal estomate) dan perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya dipercepat (crash estimate). Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang memiliki rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai akhir jalur. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis.
2.2. WBS (Work Breakdown Structur)
Work Breakdown Structur dari proyek Proyek Migrasi Jaringan Telekomunikasi dari Material Kabel Tembaga ke Fiber Optik ini adalah sebagai berikut:

2.3. Network
Tabel 2.1. Daftar aktivitas, waktu dan SDM dari Proyek
Kode
Activity
Aktivitas  Pendahulu
Waktu
SDM
A
Pemetaan jalur jaringan
-
1
2
B
Penanaman kabel induk
A
3
9
C
Pemasangan tiang jaringan telepon
A
1
7
D
Instalasi perangkat aktif
B
2
6
E
Instalasi perangkat pasif
C
2
14
F
Migrasi jaringan kabel
D,E
8
15
G
Perawatan jaringan
F
6
5

Keterangan :
1.      Satuan dari waktu adalah Bulan.
2.      Satuan dari sumber daya adalah orang.

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh sebagasi berikut :
a.    Network CPM
Network CPM (Critical Path Method) dari proyek ini adalah: 




Keterangan
 lt = kelonggaran total
lb = kelonggaran Bebas
a.    Dari network CPM diperoleh hasil sebagai berikut;
a.       Aktivitas kritis : A, B, D, F dan G
b.      Lintasan kritis yaitu : A – B – D – F – G , seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini (lintasan kritis adalah garis berwarna merah):
 



a.       Waktu penyelesaian proyek adalah selama 20 bulan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel2.2. Perbandingan waktu cepat mulai-cepat selesai dengan lambat
                mulai-lambat selesai
Kode
Kelonggaran
Cepat
Lambat
lt
lb
CM
CS
LM
LS
A
0
0
0
1
0
1
B
0
0
1
4
1
4
C
10
0
1
2
1
12
D
0
0
4
6
4
6
E
10
0
2
4
12
14
F
0
0
6
14
6
14
G
0
0
14
20
14
20








Keterangan :
lt = kelonggaran total
lb = kelonggaran Bebas
CM = Cepat Mulai
CS = Cepat Selesai
LM = Lambat Mulai
LS = Lambat Selesai



Bab 3
Peta Jadwal


3.1. Peta Jadwal (Gant Chart)
Kode
Kelonggaran
Cepat
Lambat
lt
lb
CM
CS
LM
LS
A
0
0
0
1
0
1
B
0
0
1
4
1
4
C
10
0
1
2
1
12
D
0
0
4
6
4
6
E
10
0
2
4
12
14
F
0
0
6
14
6
14
G
0
0
14
20
14
20









Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh peta jadwal sebagai berikut:





Berikut ini adalah gant chart yang berbasis pada optimalisasi sumber daya yang dipilih (dalam hal ini adalah sumber daya manusia):


Dari dua peta jadwal diatas kami mengusulkan agar pengawas proyek menggunakan jadwal yang telah berbasis sumber daya karena peta jadwal ini lebih mengoptimalkan pekerjaan proyek baik dari segi biaya, waktu maupun sumber daya.

Kesimpulan dan Analisis
Proyek ini menggunakan metode CPM karena metode ini berfokus untuk menghindari penundaan pada lintasan kritisdari pada mencoba untuk memperpendek lintasan kritis sehingga proyek dapat selesai dengan cepat. Namun pada saat pengimplementasian proyek banyak kendala-kendala yang dihadapi sehingga perkiraan waktu yang dasumsikan tidak sesuai dengan kejadian dilapangan.
Saran yang diberikan adalah pengawas sebaiknya menggunakan peta jadwal yang berbasis terhadap sumber daya baik itu SDM, biaya dan sebagainya, karena peta jadwal yang telah berbasis sumber daya lebih optimal dibanding dengan yang belum berbasis sumber daya baik dari segi biaya, tenaga kerja dan sebagainya.
 


 
 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar