Bab
1
Pendahuluan
Pendahuluan dalam proposal ini
berisi tentang poin-poin seperti yang akan diuraikan berikut ini:
1.1. Latar Belakang Masalah
P.T.Bangtelindo adalah perusahaan
perseorangan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan dan perawatan jaringan
telekomunikasi. Perusahaan ini memiliki cakupan yang luas dikota Bandung,
sehingga pekerja harus melakukan pekerjaan secara optimal. Hal ini bertujuan
untuk memenuhi target yang diberikan perusahaan terhadap karyawan khususnya
yang bekerja pada divisi perawatan (maintenance).
Perusahaan ini
telah menerapkan metode 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke) dalam sistem kerja seluruh divisinya tidak terkecuali
divisi perawatan, namun penerapannya belum sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang terjadi
dalam perusahaan tersebut kami memberikan usulan terhadap perusahaan untuk
melakukan penelitian. Penelitian yang kami lakukan ini bertujuan untuk menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh karyawan dalam
menerapkan metode 5S dalam sistem kerjanya dan mencoba untuk memberikan
usulan-usulan kepada karyawan dan perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apasajakah kendala-kendala yang dihadapi oleh karyawan dalam
menerapkan metode 5S dalam system kerjanya?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk:
1. Menganalisis
kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam mengimplementasikan
metode 5S pada pekerjaan karyawan.
2. Memberikan usulan-usulan yang membangun terhadap
perusahaan tentang penerapan metode 5S dalam perusahaan tersebut.
1.4. Pembatasan Masalah
Penelitian yang dilakukan terhadap
perusahaan ini hanya untuk menganalis kendala-kendala
yang dihadapi karyawan dalam menerapkan metode 5S yang bekerja pada divisi perawatan (maintenance).
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam
pembuatan proposal riset penelitian digunakan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Secara garis besar permasalahan pada PT. Bangtelindo
Divisi Penanganan Gangguan akan di bahas secara singkat pada bab ini.
1.2.
Perumusan
Masalah
Perumusan masalah penanganan
gangguan jaringan telp agar lebih spesifik hingga lebih memudahkan dalam
pengambilan suatu keputusan atas pertimbangan yang sistematis.
1.3.
Tujuan
Penelitian
Pada bab ini berisi penjelasan mengenai tujuan
dilakukannya riset penelitian.
1.4.
Pembatasan
Masalah
Pada bab ini berisi batasan masalah
di ruang lingkup penelitian.
1.5.
Sistematika
Penulisan
Kerangka
penulisan proposal penelitian diuraikan pada bab ini.
Bab 2 Landasan Teori
Pada bab ini
berisikan teori-teori yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan pada penelitian
yang akan dilakukan.
Bab 3 Metodologi Penelitian
3.1. Flow Chart Penelitian
Berisikan gambar Flow chart pemecahan masalah berdasarkan
metode kaizen dari proses awal sampai proses akhir.
3.2.
Langkah-langkah Penyelesaian Masalah
berisikan tentang langkah-langkah
yang ditempuh untuk memecahkan masalah, langkah-langkah ini merupakan
penjelasan dari Flow Chart.
Bab
4 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berisikan tentang data yang telah
diambil dari perusahaan dan diolah menggunakan metode yang akan digunakan.
Bab
5 Analisis
Analisis terhadap hasil dari
pengolahan data yang telah dilakukan terhadap keadaan dari objek yang diteliti.
Bab
5 Kesimpulan dan Saran
Berisikan tentang kesimpulan yang
diperoleh dari hasil analisis dan saran yang akan disampaikan terhadap
perusahaan.
Bab
2
Landasan
Teori
1.1.Pengertian Metode 5S
Definisi yang luas dari 5S adalah memanfaatkan tempat kerja (yang mencakup
peralatan, dokumen, bangunan dan ruang) untuk melatih kebiasaan para pekerja
dalam usaha meningkatkan disiplin kerja yang dimulai dengan
Ringkas-Pemilahan (Seiri), Rapi-Penataan (Seiton),
Resik-Pembersihan (Seiso), Rawat-Pemantapan (Seiketsu).
Ringkas-Pemilahan, Rapi-Penataan
dan Resik-Pembersihan
dimulai pada saat bersamaan yang sesuai dengan prosedur
standar yang ditetapkan pada Rawat-Pemantapan. Apabila karyawan telah memenuhi seluruh
kegiatan tersebut di atas, maka ia harus melakukan tahap
yang terakhir yaitu Rajin-Disiplin
(Shitsuke).
a.
Seiri
Dapat dilakukan dengan 4 langkah:
1.
Penyeragaman pengertian
2. Kegiatan langsung menyisihkan/meringkas tempat kerja
3. pemeriksaan berkala
4.
pelembagaan kegiatan
sisih/ringkas melalui lembar periksa.
b.
Seiton
Susun barang – barang yang diperlukan supaya mudah ditemukan oleh
siapa saja bila diperlukan.
·
Satu tempat untuk barang yang
sejenis
·
Segala sesuatu ada pada
tempatnya.
Intisari penerapan seiton adalah kemudahan
dalam mencari dan mendapatkan barang yang dibuthkan pada saat yang tepat dan mengusahakan agar semua benda dapat terlihat jelas oleh semua orang.
c
Seiso
Bersihkan tempat kerja anda secara teratur sehingga tidak terdapat debu di
lantai, di mesin, dan di peralatan.
Program seiso dapat dilakukan dengan 4 langkah:
1.
Penyediaan sarana kebersihan
2. Pembersihan tempat kerja
3. Peremajaan tempat kerja
4. Pelestarian seiso.
d.
Seiketsu
Pelihara
taraf pengurusan rumah tangga yang baik, dan organisasi tempat kerja setiap
saat. Sasaran seiketsu adalah kualitas yang tinggi karena kesalahan di limidasi (dibatasi).
Program seiketsu dapat dilakukan dengan 5 langkah:
1.
Penentuan butir kendali
2. Penetapan kondisi tak wajar
3. Mekanisme seiketsu
4. Pola tindak lanjut
5. Pemeriksaan
e.
Shitsuke
Biasakan semua orang mematuhi disiplin pengurusan rumah tangga yang baik atas
kesadaran sendiri.
Program Shitsuke dapat dilakukan dengan 4 langkah:
1.
Penetapan target bersama
2.
Teladan dari atasan
3.
Hubungan karyawan
4.
Kesempatan belajar bagi karyawan
1.2.Prosedur
Pelaksanaan Program
5S
Sebelum mengimplementasikan program 5S ini kita harus
melakukan berbagai persiapan (sama seperti memulai kegiatan lainnya), jika
tidak demikian berbagai masalah bisa saja muncul kemudian dalam proses
implementasinya sehingga dapat menghilangkan motivasi karyawan dan menyebabkan
seluruh proses terhenti. Prosedur persiapan
terbagi dalam tahapan :
1.
Menetapkan
Sasaran dan Tanggung jawab pada struktur Manajemen
2.
Pembagian Area
Tanggungjawab
3.
Penyusunan Buku Pedoman
4.
Pembelajaran
5.
Persiapan Papan 5 S
Tahapan – tahapan persiapan 5 S akan
dibahas di bawah ini.
1.2.1 Menetapkan
sasaran dan tanggungjawab pada struktur Manajemen.
Dalam mengelola organisasi, sasaran untuk setiap misi
harus ditetapkan oleh pemangku jabatan tertinggi dalam organisasi tersebut.
Selain itu pendelegasian tanggungjawab bagi masing-masing anggota organisasi
ditetapkan sejelas-jelasnya.
1.2.2. Pembagian area
tanggungjawab.
Pembagian area
tanggungjawab untuk kegiatan 5S ini berdasarkan pada struktur organisasi yang
ada. Seluruh bagian organisasi akan bertanggungjawab pada suatu area tertentu
dengan mempertimbangkan area kerja masing-masing departemen sampai dengan
masing-masing personel.
1.2.3.
Penyusunan
buku pedoman.
Buku pedoman 5S yang disusun haruslah sesuai dan sejalan
dengan bisnis yang dilakukan. Buku pedoman ini menyediakan instruksi pemecahan permasalahan di tempat
kerja, juga untuk setiap masalah yang tak terprediksi sebelumnya. Berikut
langkah perbaikan yang harus diambil yang bisa dijadikan referensi bagi para
pengguna buku ini. Buku panduan ini akan direview setia 6 bulan dan dilakukan
revisi seperlunya berdasarkan review yang dilakukan.
1.2.4.
Pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini terbagi di dalam tiga bagian sebagai berikut:
§ Pelatihan – dalam hal ini diperlukan kejelasan tentang kebutuhan
pelatihan bagi karyawan. Pelatihan idealnya diselesaikan sebelum dimulai. Sebaiknya dilakukan ‘pra-test’ dan ‘pasca-test’
bagi para karyawan, dan hasil tes tersebut harus disimpan dengan baik untuk
keperluan referensi di kemudian hari.
§ Kunjungan – kunjungan ke lokasi atau perusahaan lain yang sudah
sukses menerapkan 5S akan amat membantu mengungkapkan ide pengimplementasian
program 5S yang sesuai dengan tempat kerja masing-masing. Kepala Departemen
mengatur kunjungan ini bersama para supervisor
dan anggotanya.
§ Promosi – pada kegiatan promosi ini ada dua hal utama yang ingin
dicapai, yaitu pembelajaran 5S dan upaya untuk mendorong karyawan agar mengerti arti penting dari
implementasi 5S. Pencapaiannya tergantung dari keefektifan berbagai sarana yang
digunakan seperti poster, spanduk, logo, baju dengan cetakan 5S, kompetisi
slogan, gambar dan pameran.
1.3.5
5S
Activity Board (Papan Informasi 5S).
Ada 3 prinsip
utama dalam penyajian Papan 5S ini:
1.
Penetapan tanggungjawab
secara jelas.
2.
Melihat progress yang
sudah dicapai oleh setiap kelompok.
3.
Kejelasan tentang
rencana bulanan yang membuat hasil akhirnya lebih mudah terlihat.
2.1. Hubungan antara 5S dengan Optimalisai Kerja
Optimalisai
kerja memiliki hubungan timbal balik terhadap metode 5S hal ini dikarenakan
metode 5S dapat berdanpak baik maupun buruk terhadap pekerjaan karyawan.
Maksudnya adalah apabila 5S telah diterapkan pada suatu divisi kerja pada suatu
perusahaan, maka karyawan yang bekerja pada divisi tersebut akan merasa nyaman
dalam bekerja. Kenyamanan ini akan mengakibatkan karyawan tersebut bekerja
secara optimal. Sebaliknya apabila dalam suatu divisi dalam suatu perusahaan
belum diterapkan metode 5S maka keadaan pada divisi tersebut akan sedikit
berantakan. Maksud dari berantakan dalam hal ini adalah peralatan kerja yang
disimpan tidak pada tempatnya, kebersihan ruang kerja yang dapat mengganggu.
Hal ini akan membuat karyawan tidak dapat bekerja secara optimal. Ini
dikarenakan ketika karyawan tersebut akan membuang-buang waktu untuk mencari
alat tersebut karen alat tersebut tidak berada pada tempat yang semestinya.
Bab 3
Metodologi
Penelitian
3.1. Langkah-langkah Pemecahan
Masalah
1.
Mulai
2.
Studi lapangan, bertujuan untuk
melakukan penelitian terhadap perusahaan yang akan diteliti.
3.
Studi literatur, mencari
teori-teori yang berhubungan dengan penelitian
4.
Latar belakang masalah, berisi
tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu; berdasarkan
permasalahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut kami memberikan usulan
terhadap perusahaan untuk melakukan penelitian. Penelitian yang kami lakukan
ini bertujuan untuk menganalisis dan memerikan solusi yang membantu karyawan
untuk mengoptimalkan pekerjaannya, dimana pada penelitian ini kami menggunakan
metode 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu
dan shitsuke)
5.
Perumusan masalah, merupakan
rumusan- rumusan masalah yang akan dicari solusi pemecahannya, yaitu; Apakah kendala-kendala yang dihadapi oleh
karyawan dalam menerapkan metode 5S dalam system kerjanya.
6.
Tujuan penelitian, merupakan
tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu; menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh karyawan dalam
menerapkan metode 5S dalam system kerjanya.
7.
Pembuatan
kuisioner
8.
Melaakukan
uji validitas dan uji realibilitas terhadap kuisioner, apabila diterima maka
dilanjutkan ke penyeberan kuisioner dan apabila ditolak maka kembali membuat
kuisioner baru.
9.
Penyebaran
kuisioner.
10.
Pengumpulan data, yaitu langkah
yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalan penelitian, dalam
penelitian kali ini data yang dikumpulkan berupa kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam menerapkan metode 5S.
11.
Melakukan pengolahan data, langkah
ini adalah langkah yang digunakan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data pada penelitian ini
adalah menganalisis kendala-kendala
yang dihadapi karyawan dalam menerapkan metode 5S.
12.
Penyajian data, data yang telah
diolah tersebut kemudian disajikan dalam bentuk hasil analisis kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam
menerapkan metode 5S..
13.
Analisis, melakukan analisis
terhadap hasil dari data yang telah diolah tersebut.
14. Kesimpulan dan saran, menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan
saran-saran yang membangun terhadap pihak perusahaan.
15.
Selesai
Bab
4
Pengumpulan
dan Pengolahan Data
4.1.
Pengumpulan Data
Data pada penelitian kali ini
dikumpulkan dari hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan terhadap pekerja
pada divisi perawatan di P.T.Bangtelindo.
Kuisioner ini disebarkan untuk mengumpulkan data berupa kendala-kendala
yang dialami oleh pekerja pada divisi perawatan dalam menerapkan metode 5S
dalam pekerjaannya.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh
pekerja atau karyawan dalam melakukan penerapan metode 5S dalam pekerjaanya
adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan
penerapan metode 5S yang dilakukan oleh pihak perusahaan tidak dilakukan secara
rutin, terutama pada karyawan baru yang belum pernah mengikuti pelatihan
b. Penerapan
metode 5S yang ditekankan oleh perusahaan tidak dilakukan karyawan dengan baik.
Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaraan dari para karyawan untuk
melakukan perubahan system kerjanya.
c. Pihak
perusahaan tidak membuat prosedur penerapan 5S untuk masing-masing divisi
kerja. Maksudnya adalah pihak perusahaan tidak membuat prosedur dengan baik.
Prosedur disini dapat di buat dalam bentuk modul-modul.
d. Kurangnya
perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan ditambah kurangnya
pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan.
e. Jumlah
tenaga kerja yang tersedia masih kurang sehingga pekerjaan yang dilakukan
menjadi kurang maksimal.
4.2.
Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian kali ini
adalah dengan melakukan analisis terhadap masalah-masalah yang telah didapatkan
dari hasil penyebaran kuisioner kepada karyawan. Pengolahan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Pelatihan
penerapan metode 5S yang dilakukan oleh pihak perusahaan tidak dilakukan secara
rutin, terutama pada karyawan baru yang belum pernah mengikuti pelatihan.
Pelatihan merupakan salah satu
metode yang paling tepat untuk memberikan pemahaman dan penjelasan tentang
perbaikan system kerja kepada karyawan, khususnya metode 5S. Apabila perusahaan
ingin mendapatkan hasil yang baik maka perusahaan harus melakukan pelatihan
dengan baik dansecara rutin< khususnya terhadap karyawan yang baru direkrut.
b. Penerapan metode 5S yang ditekankan
oleh perusahaan tidak dilakukan karyawan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya kesadaraan dari para karyawan untuk melakukan perubahan system
kerjanya.
Penerapan metode ini akan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan apabila karyawan telah memiliki kesadaran dari
diri sendiri untuk merubah system kerjanya. Oleh karena itu perusahaan harus
meikirkan cara untuk menumbuhkan kesadaran para karyawan.
c.
Pihak
perusahaan tidak membuat prosedur penerapan 5S untuk masing-masing divisi
kerja. Maksudnya adalah pihak perusahaan tidak membuat prosedur dengan baik.
Prosedur disini dapat di buat dalam bentuk modul-modul.
Perusahaan harus membuat suatu
prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penerapan metode 5S. Prosedur
atau langkah-langkah tersebut dapat dibuat dalam bentuk modul-modul dan
diberikan kepada karyawan untuk dipelajari dan diterapkan.
d.
Kurangnya
perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan ditambah kurangnya
pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan.
Kendala yang paling berpengaru
dalam penerapan metode ini pada divisi perawatan adalah Kurangnya perawatan
alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan hal ini diperparah oleh kurangnya
pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan. Hal ini pasti akan
menghambat kerja karyawan dan akan menimbulkan pemborosan, karena ketika
karyawan mendapat panggilan maka karyawan tersebut akan melakukan pencarian
terhadap peralatan kerjanya yang akan menimbulkan pemborosan waktu.
e.
Jumlah
tenaga kerja yang tersedia masih kurang sehingga pekerjaan yang dilakukan
menjadi kurang maksimal.
Jumlah karyawan yang tidak sesuai
dengan permintaan kerjanya juga sangat mempengaruhi penerapan metode ini,
karena jumlah permintaan kerja yang tidak sesuai akan mempengaruhi keefektifan
kerja karyawan.
Berdasarkan pengolahan data diatas maka
peneliti memberikan usulan-usulan sebagai berikut:
1. Perusahaan
harus melakukan pelatihan secara rutin terhadap karyawan, terutama karyawan
yang baru diterima.
2. Perusahaan
harus membuat modul-modul tentang penerapan metode ini dan memberikannya kepada
karyawan untuk dipelajari dan dilaksanakan.
3. Perusahaan
harus menumbuhkan kesadaran terhadap penerapan metode ini terhadap karyawan,
hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah atau bonus kepada karyawan
yang telah berhasil menerapkan metode ini dala system kerjanya.
4. Perusahaan
harus melakukan pengecekan terhadap peralatan yang digunakan oleh karyawan dan
melakukan penggantian apabila hal tersebut dilakukan.
5. Perusahaan
harus menyesuaikan jumlah pekerja dengan permintaan kerja yang ada didalam
perusahaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan optimal.
Bab
5
Analisis
5.1. Analisis
Berdasarkan
hasil kuisioner yang telah disebarkan maka peneliti melakukan analisis sebagai
berikut:
a.
Pelatihan
penerapan metode 5S yang dilakukan oleh pihak perusahaan tidak dilakukan secara
rutin, terutama pada karyawan baru yang belum pernah mengikuti pelatihan.
Pelatihan merupakan salah satu
metode yang paling tepat untuk memberikan pemahaman dan penjelasan tentang
perbaikan system kerja kepada karyawan, khususnya metode 5S. Apabila perusahaan
ingin mendapatkan hasil yang baik maka perusahaan harus melakukan pelatihan
dengan baik dansecara rutin< khususnya terhadap karyawan yang baru direkrut.
b. Penerapan metode 5S yang ditekankan
oleh perusahaan tidak dilakukan karyawan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya kesadaraan dari para karyawan untuk melakukan perubahan system
kerjanya.
Penerapan metode ini akan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan apabila karyawan telah memiliki kesadaran dari
diri sendiri untuk merubah system kerjanya. Oleh karena itu perusahaan harus meikirkan
cara untuk menumbuhkan kesadaran para karyawan.
c.
Pihak
perusahaan tidak membuat prosedur penerapan 5S untuk masing-masing divisi
kerja. Maksudnya adalah pihak perusahaan tidak membuat prosedur dengan baik.
Prosedur disini dapat di buat dalam bentuk modul-modul.
Perusahaan harus membuat suatu
prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penerapan metode 5S. Prosedur
atau langkah-langkah tersebut dapat dibuat dalam bentuk modul-modul dan
diberikan kepada karyawan untuk dipelajari dan diterapkan.
d.
Kurangnya
perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan ditambah kurangnya
pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan.
Kendala yang paling berpengaru
dalam penerapan metode ini pada divisi perawatan adalah Kurangnya perawatan
alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan hal ini diperparah oleh kurangnya
pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan. Hal ini pasti akan
menghambat kerja karyawan dan akan menimbulkan pemborosan, karena ketika
karyawan mendapat panggilan maka karyawan tersebut akan melakukan pencarian
terhadap peralatan kerjanya yang akan menimbulkan pemborosan waktu.
e.
Jumlah
tenaga kerja yang tersedia masih kurang sehingga pekerjaan yang dilakukan
menjadi kurang maksimal.
Jumlah karyawan yang tidak sesuai dengan
permintaan kerjanya juga sangat mempengaruhi penerapan metode ini, karena
jumlah permintaan kerja yang tidak sesuai akan mempengaruhi keefektifan kerja
karyawan.
Bab
6
Kesimpulan
dan Saran
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa penerapan metode 5S pada perusahaan ini dipengaruhi
oleh dua hal yaitu:
a.
Faktor perusahaan
Dalam
faktor ini perusahaan berperan dalam melakukan pelatihan yang rutin terhdap
karyawan, namun pada kenyatannya pada perusahaan ini pihak perusahaan tidak
melakukan pelatihan yang rutin terhadap karyawan terutama terhadap karyawan
yang baru masuk. Perusahaan juga tidak membuat suatu prosedur yang mendukung
untuk menerapkan metode ini.
b.
Faktor karyawan
Dalam faktor ini
karyawan memiliki peran yang paling penting dalam menerapkan metode 5S ini,
maksudnya adalah metode ini akan dapat diterapkan dengan baik apabila karyawan
telah memiliki kesadaran sendiri untuk menerapkannya. Namun pada perusahaan ini
karyawan belum memiliki kesadaran untuk menerapkan metode 5S ini sehingga
penerapan metode 5S pada perusahaan ini tidak berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
6.2.
Saran
Saran yang diberikan oleh peneliti terhadap
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan
harus melakukan pelatihan secara rutin terhadap karyawan, terutama karyawan
yang baru diterima.
2. Perusahaan
harus membuat modul-modul tentang penerapan metode ini dan memberikannya kepada
karyawan untuk dipelajari dan dilaksanakan.
Contoh dari modul-modul ini adalah
sebagai berikut:
a.
Menetapkan sasaran dan tanggungjawab pada struktur
Manajemen.
Dalam
mengelola organisasi, sasaran untuk setiap misi harus ditetapkan oleh pemangku
jabatan tertinggi dalam organisasi tersebut. Selain itu pendelegasian
tanggungjawab bagi masing-masing anggota organisasi ditetapkan sejelas-jelasnya.
b.
Pembagian
area tanggungjawab.
Pembagian
area tanggungjawab untuk kegiatan 5S ini berdasarkan pada struktur organisasi
yang ada. Seluruh bagian organisasi akan bertanggungjawab pada suatu area
tertentu dengan mempertimbangkan area kerja masing-masing departemen sampai
dengan masing-masing personel.
c. Penyusunan buku pedoman.
Buku pedoman 5S yang disusun haruslah sesuai dan sejalan
dengan bisnis yang dilakukan. Buku pedoman ini menyediakan instruksi pemecahan permasalahan di tempat
kerja, juga untuk setiap masalah yang tak terprediksi sebelumnya. Berikut
langkah perbaikan yang harus diambil yang bisa dijadikan referensi bagi para
pengguna buku ini. Buku panduan ini akan direview setia 6 bulan dan dilakukan
revisi seperlunya berdasarkan review yang dilakukan.
d.
Pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini terbagi di dalam tiga bagian sebagai berikut:
o
Pelatihan –
dalam hal ini diperlukan kejelasan tentang kebutuhan pelatihan bagi karyawan.
Pelatihan idealnya diselesaikan sebelum dimulai. Sebaiknya dilakukan ‘pra-test’ dan ‘pasca-test’
bagi para karyawan, dan hasil tes tersebut harus disimpan dengan baik untuk
keperluan referensi di kemudian hari.
o
Kunjungan –
kunjungan ke lokasi atau perusahaan lain yang sudah sukses menerapkan 5S akan
amat membantu mengungkapkan ide pengimplementasian program 5S yang sesuai
dengan tempat kerja masing-masing. Kepala Departemen mengatur kunjungan ini
bersama para supervisor dan anggotanya.
o
Promosi –
pada kegiatan promosi ini ada dua hal utama yang ingin dicapai, yaitu
pembelajaran 5S dan upaya untuk mendorong
karyawan agar mengerti arti penting dari implementasi 5S. Pencapaiannya
tergantung dari keefektifan berbagai sarana yang digunakan seperti poster,
spanduk, logo, baju dengan cetakan 5S, kompetisi slogan, gambar dan pameran.
e. 5S Activity Board (Papan Informasi 5S).
Ada
3 prinsip utama dalam penyajian Papan 5S ini:
1. Penetapan
tanggungjawab secara jelas.
2. Melihat
progress yang sudah dicapai oleh setiap kelompok.
3. Kejelasan
tentang rencana bulanan yang membuat hasil akhirnya lebih mudah terlihat.
3. Perusahaan
harus menumbuhkan kesadaran terhadap penerapan metode ini terhadap karyawan,
hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah atau bonus kepada karyawan
yang telah berhasil menerapkan metode ini dala system kerjanya.
4. Perusahaan
harus melakukan pengecekan terhadap peralatan yang digunakan oleh karyawan dan
melakukan penggantian apabila hal tersebut dilakukan.
5. Perusahaan
harus menyesuaikan jumlah pekerja dengan permintaan kerja yang ada didalam
perusahaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan optimal.
lampiran:
lampiran dalam proposal penelitian ini adalah kuisioner penelitian, kuisioner tersebut dapat anda lihat pada
gambar dibawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar