Menu

Rabu, 12 November 2014

Proposal Penelitian



Bab 1
Pendahuluan



Pendahuluan dalam proposal ini berisi tentang poin-poin seperti yang akan diuraikan berikut ini:

1.1. Latar Belakang Masalah
P.T.Bangtelindo adalah perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan dan perawatan jaringan telekomunikasi. Perusahaan ini memiliki cakupan yang luas dikota Bandung, sehingga pekerja harus melakukan pekerjaan secara optimal. Hal ini bertujuan untuk memenuhi target yang diberikan perusahaan terhadap karyawan khususnya yang bekerja pada divisi perawatan (maintenance).

Perusahaan ini telah menerapkan metode 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke) dalam sistem kerja seluruh divisinya tidak terkecuali divisi perawatan, namun penerapannya belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut kami memberikan usulan terhadap perusahaan untuk melakukan penelitian. Penelitian yang kami lakukan ini bertujuan untuk menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh karyawan dalam menerapkan metode 5S dalam sistem kerjanya dan mencoba untuk memberikan usulan-usulan kepada karyawan dan perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah
1.    Apasajakah kendala-kendala yang dihadapi oleh karyawan dalam menerapkan metode 5S dalam system kerjanya?




1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
1.    Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam mengimplementasikan metode 5S pada pekerjaan karyawan.
2.    Memberikan usulan-usulan yang membangun terhadap perusahaan tentang penerapan metode 5S dalam perusahaan tersebut.

1.4. Pembatasan Masalah
Penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan ini hanya untuk menganalis kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam menerapkan metode 5S  yang bekerja pada divisi perawatan (maintenance).

1.5. Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan proposal riset penelitian digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab 1  Pendahuluan

1.1.   Latar Belakang Masalah

Secara garis besar permasalahan pada PT. Bangtelindo Divisi Penanganan Gangguan akan di bahas secara singkat pada bab ini.

1.2.   Perumusan Masalah
Perumusan masalah penanganan gangguan jaringan telp agar lebih spesifik hingga lebih memudahkan dalam pengambilan suatu keputusan atas pertimbangan yang sistematis.

1.3.   Tujuan Penelitian
Pada bab ini berisi penjelasan mengenai tujuan dilakukannya riset penelitian.

1.4.   Pembatasan Masalah
Pada bab ini berisi batasan masalah di ruang lingkup penelitian.

1.5.   Sistematika Penulisan
Kerangka penulisan proposal penelitian diuraikan pada bab ini.

Bab 2  Landasan Teori
Pada bab ini berisikan teori-teori yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan pada penelitian yang akan dilakukan.

Bab 3  Metodologi Penelitian
3.1.  Flow Chart Penelitian
Berisikan gambar Flow chart pemecahan masalah berdasarkan metode kaizen dari proses awal sampai proses akhir.

3.2. Langkah-langkah Penyelesaian Masalah
berisikan tentang langkah-langkah yang ditempuh untuk memecahkan masalah, langkah-langkah ini merupakan penjelasan dari Flow Chart.

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berisikan tentang data yang telah diambil dari perusahaan dan diolah menggunakan metode yang akan digunakan.

Bab 5 Analisis
Analisis terhadap hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan terhadap keadaan dari objek yang diteliti.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan saran yang akan disampaikan terhadap perusahaan.



Bab 2
Landasan Teori


1.1.Pengertian Metode 5S
Definisi yang luas dari 5S adalah memanfaatkan tempat kerja (yang mencakup peralatan, dokumen, bangunan dan ruang) untuk melatih kebiasaan para pekerja dalam usaha meningkatkan disiplin kerja yang dimulai dengan Ringkas-Pemilahan (Seiri), Rapi-Penataan (Seiton), Resik-Pembersihan (Seiso), Rawat-Pemantapan (Seiketsu). Ringkas-Pemilahan,  Rapi-Penataan dan Resik-Pembersihan dimulai pada saat bersamaan yang sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan pada Rawat-Pemantapan. Apabila karyawan telah memenuhi seluruh kegiatan tersebut di atas, maka ia harus melakukan tahap yang terakhir yaitu Rajin-Disiplin (Shitsuke).

a.         Seiri
Dapat dilakukan dengan 4 langkah:
1.    Penyeragaman pengertian
2.    Kegiatan langsung menyisihkan/meringkas tempat kerja
3.    pemeriksaan berkala
4.    pelembagaan kegiatan sisih/ringkas melalui lembar periksa.

b.        Seiton
Susun barang – barang  yang diperlukan supaya mudah ditemukan oleh siapa saja bila diperlukan.
·      Satu tempat untuk barang yang sejenis
·      Segala sesuatu ada pada tempatnya.
Intisari penerapan seiton adalah kemudahan dalam mencari dan mendapatkan barang yang dibuthkan pada saat yang tepat dan mengusahakan agar semua benda dapat terlihat  jelas oleh semua orang.

c         Seiso
Bersihkan tempat kerja anda secara teratur sehingga tidak terdapat debu di lantai, di mesin, dan di peralatan.
Program seiso dapat dilakukan dengan 4 langkah:
1.    Penyediaan sarana kebersihan
2.    Pembersihan tempat kerja
3.    Peremajaan tempat kerja
4.    Pelestarian  seiso.

d.        Seiketsu
          Pelihara taraf pengurusan rumah tangga yang baik, dan organisasi tempat kerja setiap saat. Sasaran seiketsu  adalah kualitas yang tinggi karena kesalahan di limidasi (dibatasi).
Program seiketsu dapat dilakukan dengan 5 langkah:
1.    Penentuan butir kendali
2.    Penetapan kondisi tak wajar
3.    Mekanisme seiketsu
4.    Pola tindak lanjut
5.    Pemeriksaan

e.         Shitsuke
Biasakan semua orang mematuhi disiplin pengurusan rumah tangga yang baik atas kesadaran sendiri.
Program Shitsuke dapat  dilakukan dengan 4 langkah:
1.      Penetapan target bersama
2.      Teladan dari atasan
3.      Hubungan karyawan
4.      Kesempatan belajar bagi karyawan

1.2.Prosedur Pelaksanaan Program 5S
Sebelum mengimplementasikan program 5S ini kita harus melakukan berbagai persiapan (sama seperti memulai kegiatan lainnya), jika tidak demikian berbagai masalah bisa saja muncul kemudian dalam proses implementasinya sehingga dapat menghilangkan motivasi karyawan dan menyebabkan seluruh proses terhenti. Prosedur persiapan terbagi dalam tahapan :
1.    Menetapkan Sasaran dan Tanggung jawab pada struktur Manajemen
2.    Pembagian Area Tanggungjawab
3.    Penyusunan Buku Pedoman
4.    Pembelajaran
5.    Persiapan Papan 5 S

Tahapan – tahapan persiapan 5 S akan dibahas di bawah ini.
1.2.1 Menetapkan sasaran dan tanggungjawab pada struktur Manajemen.
Dalam mengelola organisasi, sasaran untuk setiap misi harus ditetapkan oleh pemangku jabatan tertinggi dalam organisasi tersebut. Selain itu pendelegasian tanggungjawab bagi masing-masing anggota organisasi ditetapkan sejelas-jelasnya.

1.2.2. Pembagian area tanggungjawab.
Pembagian area tanggungjawab untuk kegiatan 5S ini berdasarkan pada struktur organisasi yang ada. Seluruh bagian organisasi akan bertanggungjawab pada suatu area tertentu dengan mempertimbangkan area kerja masing-masing departemen sampai dengan masing-masing personel.

1.2.3.      Penyusunan buku pedoman.
Buku pedoman 5S yang disusun haruslah sesuai dan sejalan dengan bisnis yang dilakukan. Buku pedoman ini menyediakan   instruksi pemecahan permasalahan di tempat kerja, juga untuk setiap masalah yang tak terprediksi sebelumnya. Berikut langkah perbaikan yang harus diambil yang bisa dijadikan referensi bagi para pengguna buku ini. Buku panduan ini akan direview setia 6 bulan dan dilakukan revisi seperlunya berdasarkan review yang dilakukan.
1.2.4.      Pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini terbagi di dalam  tiga bagian sebagai berikut:
§    Pelatihan – dalam hal ini diperlukan kejelasan tentang kebutuhan pelatihan bagi karyawan. Pelatihan idealnya diselesaikan sebelum dimulai. Sebaiknya dilakukan ‘pra-test’ dan ‘pasca-test’ bagi para karyawan, dan hasil tes tersebut harus disimpan dengan baik untuk keperluan referensi di kemudian hari.
§    Kunjungan – kunjungan ke lokasi atau perusahaan lain yang sudah sukses menerapkan 5S akan amat membantu mengungkapkan ide pengimplementasian program 5S yang sesuai dengan tempat kerja masing-masing. Kepala Departemen mengatur kunjungan ini bersama para supervisor dan anggotanya.
§    Promosi – pada kegiatan promosi ini ada dua hal utama yang ingin dicapai, yaitu pembelajaran 5S dan upaya untuk mendorong  karyawan agar mengerti arti penting dari implementasi 5S. Pencapaiannya tergantung dari keefektifan berbagai sarana yang digunakan seperti poster, spanduk, logo, baju dengan cetakan 5S, kompetisi slogan, gambar dan pameran.

1.3.5        5S Activity Board (Papan Informasi 5S).
Ada 3 prinsip utama dalam penyajian Papan 5S ini:
1.      Penetapan tanggungjawab secara jelas.
2.      Melihat progress yang sudah dicapai oleh setiap kelompok.
3.      Kejelasan tentang rencana bulanan yang membuat hasil akhirnya lebih mudah terlihat.

2.1. Hubungan antara 5S dengan Optimalisai Kerja
Optimalisai kerja memiliki hubungan timbal balik terhadap metode 5S hal ini dikarenakan metode 5S dapat berdanpak baik maupun buruk terhadap pekerjaan karyawan. Maksudnya adalah apabila 5S telah diterapkan pada suatu divisi kerja pada suatu perusahaan, maka karyawan yang bekerja pada divisi tersebut akan merasa nyaman dalam bekerja. Kenyamanan ini akan mengakibatkan karyawan tersebut bekerja secara optimal. Sebaliknya apabila dalam suatu divisi dalam suatu perusahaan belum diterapkan metode 5S maka keadaan pada divisi tersebut akan sedikit berantakan. Maksud dari berantakan dalam hal ini adalah peralatan kerja yang disimpan tidak pada tempatnya, kebersihan ruang kerja yang dapat mengganggu. Hal ini akan membuat karyawan tidak dapat bekerja secara optimal. Ini dikarenakan ketika karyawan tersebut akan membuang-buang waktu untuk mencari alat tersebut karen alat tersebut tidak berada pada tempat yang semestinya.


Bab 3
Metodologi Penelitian
 



3.1.         Langkah-langkah Pemecahan Masalah
1.    Mulai
2.    Studi lapangan, bertujuan untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan yang akan diteliti.
3.    Studi literatur, mencari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian
4.    Latar belakang masalah, berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu; berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut kami memberikan usulan terhadap perusahaan untuk melakukan penelitian. Penelitian yang kami lakukan ini bertujuan untuk menganalisis dan memerikan solusi yang membantu karyawan untuk mengoptimalkan pekerjaannya, dimana pada penelitian ini kami menggunakan metode 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke)
5.    Perumusan masalah, merupakan rumusan- rumusan masalah yang akan dicari solusi pemecahannya, yaitu; Apakah kendala-kendala yang dihadapi oleh karyawan dalam menerapkan metode 5S dalam system kerjanya.
6.    Tujuan penelitian, merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu; menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh karyawan dalam menerapkan metode 5S dalam system kerjanya.
7.    Pembuatan kuisioner
8.    Melaakukan uji validitas dan uji realibilitas terhadap kuisioner, apabila diterima maka dilanjutkan ke penyeberan kuisioner dan apabila ditolak maka kembali membuat kuisioner baru.
9.    Penyebaran kuisioner.
10.   Pengumpulan data, yaitu langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalan penelitian, dalam penelitian kali ini data yang dikumpulkan berupa kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam menerapkan metode 5S.
11.   Melakukan pengolahan data, langkah ini adalah langkah yang digunakan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data pada penelitian ini adalah menganalisis kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam menerapkan metode 5S.
12.   Penyajian data, data yang telah diolah tersebut kemudian disajikan dalam bentuk hasil analisis kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam menerapkan metode 5S..
13.    Analisis, melakukan analisis terhadap hasil dari data yang telah diolah tersebut.
14.    Kesimpulan dan saran, menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran-saran yang membangun terhadap pihak perusahaan.
15.    Selesai 


Bab 4
Pengumpulan dan Pengolahan Data


4.1. Pengumpulan Data
Data pada penelitian kali ini dikumpulkan dari hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan terhadap pekerja pada divisi perawatan di P.T.Bangtelindo.  Kuisioner ini disebarkan untuk mengumpulkan data berupa kendala-kendala yang dialami oleh pekerja pada divisi perawatan dalam menerapkan metode 5S dalam pekerjaannya.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh pekerja atau karyawan dalam melakukan penerapan metode 5S dalam pekerjaanya adalah sebagai berikut:
a.       Pelatihan penerapan metode 5S yang dilakukan oleh pihak perusahaan tidak dilakukan secara rutin, terutama pada karyawan baru yang belum pernah mengikuti pelatihan
b.      Penerapan metode 5S yang ditekankan oleh perusahaan tidak dilakukan karyawan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaraan dari para karyawan untuk melakukan perubahan system kerjanya.
c.       Pihak perusahaan tidak membuat prosedur penerapan 5S untuk masing-masing divisi kerja. Maksudnya adalah pihak perusahaan tidak membuat prosedur dengan baik. Prosedur disini dapat di buat dalam bentuk modul-modul.
d.      Kurangnya perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan ditambah kurangnya pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan.
e.       Jumlah tenaga kerja yang tersedia masih kurang sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi kurang maksimal.

4.2. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian kali ini adalah dengan melakukan analisis terhadap masalah-masalah yang telah didapatkan dari hasil penyebaran kuisioner kepada karyawan. Pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.   Pelatihan penerapan metode 5S yang dilakukan oleh pihak perusahaan tidak dilakukan secara rutin, terutama pada karyawan baru yang belum pernah mengikuti pelatihan.
Pelatihan merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk memberikan pemahaman dan penjelasan tentang perbaikan system kerja kepada karyawan, khususnya metode 5S. Apabila perusahaan ingin mendapatkan hasil yang baik maka perusahaan harus melakukan pelatihan dengan baik dansecara rutin< khususnya terhadap karyawan yang baru direkrut.

b.   Penerapan metode 5S yang ditekankan oleh perusahaan tidak dilakukan karyawan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaraan dari para karyawan untuk melakukan perubahan system kerjanya.
Penerapan metode ini akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan apabila karyawan telah memiliki kesadaran dari diri sendiri untuk merubah system kerjanya. Oleh karena itu perusahaan harus meikirkan cara untuk menumbuhkan kesadaran para karyawan.

c.    Pihak perusahaan tidak membuat prosedur penerapan 5S untuk masing-masing divisi kerja. Maksudnya adalah pihak perusahaan tidak membuat prosedur dengan baik. Prosedur disini dapat di buat dalam bentuk modul-modul.
Perusahaan harus membuat suatu prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penerapan metode 5S. Prosedur atau langkah-langkah tersebut dapat dibuat dalam bentuk modul-modul dan diberikan kepada karyawan untuk dipelajari dan diterapkan.

d.      Kurangnya perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan ditambah kurangnya pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan.
Kendala yang paling berpengaru dalam penerapan metode ini pada divisi perawatan adalah Kurangnya perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan hal ini diperparah oleh kurangnya pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan. Hal ini pasti akan menghambat kerja karyawan dan akan menimbulkan pemborosan, karena ketika karyawan mendapat panggilan maka karyawan tersebut akan melakukan pencarian terhadap peralatan kerjanya yang akan menimbulkan pemborosan waktu.

e.       Jumlah tenaga kerja yang tersedia masih kurang sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi kurang maksimal.
Jumlah karyawan yang tidak sesuai dengan permintaan kerjanya juga sangat mempengaruhi penerapan metode ini, karena jumlah permintaan kerja yang tidak sesuai akan mempengaruhi keefektifan kerja karyawan.

Berdasarkan pengolahan data diatas maka peneliti memberikan usulan-usulan sebagai berikut:
1.   Perusahaan harus melakukan pelatihan secara rutin terhadap karyawan, terutama karyawan yang baru diterima.
2.   Perusahaan harus membuat modul-modul tentang penerapan metode ini dan memberikannya kepada karyawan untuk dipelajari dan dilaksanakan.
3.   Perusahaan harus menumbuhkan kesadaran terhadap penerapan metode ini terhadap karyawan, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah atau bonus kepada karyawan yang telah berhasil menerapkan metode ini dala system kerjanya.
4.   Perusahaan harus melakukan pengecekan terhadap peralatan yang digunakan oleh karyawan dan melakukan penggantian apabila hal tersebut dilakukan.
5.   Perusahaan harus menyesuaikan jumlah pekerja dengan permintaan kerja yang ada didalam perusahaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan optimal.



Bab 5
Analisis


5.1. Analisis
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan maka peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
a.   Pelatihan penerapan metode 5S yang dilakukan oleh pihak perusahaan tidak dilakukan secara rutin, terutama pada karyawan baru yang belum pernah mengikuti pelatihan.
Pelatihan merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk memberikan pemahaman dan penjelasan tentang perbaikan system kerja kepada karyawan, khususnya metode 5S. Apabila perusahaan ingin mendapatkan hasil yang baik maka perusahaan harus melakukan pelatihan dengan baik dansecara rutin< khususnya terhadap karyawan yang baru direkrut.

b.   Penerapan metode 5S yang ditekankan oleh perusahaan tidak dilakukan karyawan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaraan dari para karyawan untuk melakukan perubahan system kerjanya.
Penerapan metode ini akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan apabila karyawan telah memiliki kesadaran dari diri sendiri untuk merubah system kerjanya. Oleh karena itu perusahaan harus meikirkan cara untuk menumbuhkan kesadaran para karyawan.

c.    Pihak perusahaan tidak membuat prosedur penerapan 5S untuk masing-masing divisi kerja. Maksudnya adalah pihak perusahaan tidak membuat prosedur dengan baik. Prosedur disini dapat di buat dalam bentuk modul-modul.
Perusahaan harus membuat suatu prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penerapan metode 5S. Prosedur atau langkah-langkah tersebut dapat dibuat dalam bentuk modul-modul dan diberikan kepada karyawan untuk dipelajari dan diterapkan.

d.      Kurangnya perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan ditambah kurangnya pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan.
Kendala yang paling berpengaru dalam penerapan metode ini pada divisi perawatan adalah Kurangnya perawatan alat-alat kerja yang dilakukan oleh karyawan hal ini diperparah oleh kurangnya pembaharuan peralatan kerja tersebut oleh pihak perusahaan. Hal ini pasti akan menghambat kerja karyawan dan akan menimbulkan pemborosan, karena ketika karyawan mendapat panggilan maka karyawan tersebut akan melakukan pencarian terhadap peralatan kerjanya yang akan menimbulkan pemborosan waktu.

e.       Jumlah tenaga kerja yang tersedia masih kurang sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi kurang maksimal.
Jumlah karyawan yang tidak sesuai dengan permintaan kerjanya juga sangat mempengaruhi penerapan metode ini, karena jumlah permintaan kerja yang tidak sesuai akan mempengaruhi keefektifan kerja karyawan.



Bab 6
Kesimpulan dan Saran


6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini maka penulis mengambil kesimpulan bahwa penerapan metode 5S pada perusahaan ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu:
a.       Faktor perusahaan
Dalam faktor ini perusahaan berperan dalam melakukan pelatihan yang rutin terhdap karyawan, namun pada kenyatannya pada perusahaan ini pihak perusahaan tidak melakukan pelatihan yang rutin terhadap karyawan terutama terhadap karyawan yang baru masuk. Perusahaan juga tidak membuat suatu prosedur yang mendukung untuk menerapkan metode ini.

b.      Faktor karyawan
Dalam faktor ini karyawan memiliki peran yang paling penting dalam menerapkan metode 5S ini, maksudnya adalah metode ini akan dapat diterapkan dengan baik apabila karyawan telah memiliki kesadaran sendiri untuk menerapkannya. Namun pada perusahaan ini karyawan belum memiliki kesadaran untuk menerapkan metode 5S ini sehingga penerapan metode 5S pada perusahaan ini tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

6.2. Saran
Saran yang diberikan oleh peneliti terhadap perusahaan adalah sebagai berikut:
1.   Perusahaan harus melakukan pelatihan secara rutin terhadap karyawan, terutama karyawan yang baru diterima.
2.   Perusahaan harus membuat modul-modul tentang penerapan metode ini dan memberikannya kepada karyawan untuk dipelajari dan dilaksanakan.


Contoh dari modul-modul ini adalah sebagai berikut:
a.      Menetapkan sasaran dan tanggungjawab pada struktur Manajemen.
Dalam mengelola organisasi, sasaran untuk setiap misi harus ditetapkan oleh pemangku jabatan tertinggi dalam organisasi tersebut. Selain itu pendelegasian tanggungjawab bagi masing-masing anggota organisasi ditetapkan sejelas-jelasnya.

b.      Pembagian area tanggungjawab.
Pembagian area tanggungjawab untuk kegiatan 5S ini berdasarkan pada struktur organisasi yang ada. Seluruh bagian organisasi akan bertanggungjawab pada suatu area tertentu dengan mempertimbangkan area kerja masing-masing departemen sampai dengan masing-masing personel.

c.       Penyusunan buku pedoman.
Buku pedoman 5S yang disusun haruslah sesuai dan sejalan dengan bisnis yang dilakukan. Buku pedoman ini menyediakan   instruksi pemecahan permasalahan di tempat kerja, juga untuk setiap masalah yang tak terprediksi sebelumnya. Berikut langkah perbaikan yang harus diambil yang bisa dijadikan referensi bagi para pengguna buku ini. Buku panduan ini akan direview setia 6 bulan dan dilakukan revisi seperlunya berdasarkan review yang dilakukan.
d.      Pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini terbagi di dalam  tiga bagian sebagai berikut:
o   Pelatihan – dalam hal ini diperlukan kejelasan tentang kebutuhan pelatihan bagi karyawan. Pelatihan idealnya diselesaikan sebelum dimulai. Sebaiknya dilakukan ‘pra-test’ dan ‘pasca-test’ bagi para karyawan, dan hasil tes tersebut harus disimpan dengan baik untuk keperluan referensi di kemudian hari.
o   Kunjungan – kunjungan ke lokasi atau perusahaan lain yang sudah sukses menerapkan 5S akan amat membantu mengungkapkan ide pengimplementasian program 5S yang sesuai dengan tempat kerja masing-masing. Kepala Departemen mengatur kunjungan ini bersama para supervisor dan anggotanya.
o   Promosi – pada kegiatan promosi ini ada dua hal utama yang ingin dicapai, yaitu pembelajaran 5S dan upaya untuk mendorong  karyawan agar mengerti arti penting dari implementasi 5S. Pencapaiannya tergantung dari keefektifan berbagai sarana yang digunakan seperti poster, spanduk, logo, baju dengan cetakan 5S, kompetisi slogan, gambar dan pameran.
e.       5S Activity Board (Papan Informasi 5S).
Ada 3 prinsip utama dalam penyajian Papan 5S ini:
1.      Penetapan tanggungjawab secara jelas.
2.      Melihat progress yang sudah dicapai oleh setiap kelompok.
3.      Kejelasan tentang rencana bulanan yang membuat hasil akhirnya lebih mudah terlihat.
3.   Perusahaan harus menumbuhkan kesadaran terhadap penerapan metode ini terhadap karyawan, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah atau bonus kepada karyawan yang telah berhasil menerapkan metode ini dala system kerjanya.
4.   Perusahaan harus melakukan pengecekan terhadap peralatan yang digunakan oleh karyawan dan melakukan penggantian apabila hal tersebut dilakukan.
5.   Perusahaan harus menyesuaikan jumlah pekerja dengan permintaan kerja yang ada didalam perusahaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan optimal.
 

lampiran:
lampiran dalam proposal penelitian ini adalah kuisioner penelitian, kuisioner tersebut dapat anda lihat pada 
gambar dibawah ini:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar